SAYA = KAMU
Selasa, 11 Februari 2025
amazing,
culture,
everybody,
everyday,
public,
religion,
story,
take a break
PENERAPAN ETIKA PADA TAT
TWAM ASI , TRI HITA KARANA , DAN TRI KAYA PARISUDHA
“Om Swastiastu”
Pada postingan ini saya
akan berbagi mengenai “Penerapan Etika Pada Tat Twam Asi, Tri Hita Karana, dan
Tri Kaya Parisudha di dalam kehidupan sehari hari”
Tat twam asi
Dilihat dari arti kata,
Tat Twam Asi terdiri dari tiga kata, yaitu Tat berarti itu (dia), Twam berarti
kamu, Asi berarti adalah. Jadi,
Tat Twam Asi artinya
itu/dia adalah kamu/engkau, dan juga saya adalah kamu. Tat Twam Asi adalah
kata-kata dalam filsafat Hindu yang mengajarkan kesusilaan tanpa batas. Pada
dasarnya semua mahluk adalah sama, sama-sama diciptakan oleh Ida Sang Hyang
Widhi Wasa. Tat twam asi (itu adalah kamu), yaitu tidak saling menyakiti kepada
semua mahluk. Kita di agama hindu meyakini bahwa setiap mahluk hidup memiliki
jiwa atau atma yang merupakan sumber kehidupan pemberian Ida Sang Hyang Widhi
Wasa. Oleh karena itu sudah tentu kita dilarang untuk menyakiti sesama mahluk
ciptan-Nya. Implementasi tat twam asi pada kehidupan sehari –hari yaitu
misalnya setiap orang tua selalu mengajarkan dan menyarankan kepada
anak-anaknya untuk tidak saling menyakiti kepada sesama makhluk. ataupun selalu
menghormati
Tri hita karana
Tri Hita Karana berasal
dari kata “Tri” yang berarti tiga, “Hita” yang berarti kebahagiaan dan “Karana”
yang berarti penyebab. Dengan demikian Tri Hita Karana berarti “Tiga hal yang
menyebabkan terciptanya kebahagiaan dan kedamaian”. Tri Hita Karana adalah tiga
hubungan atau interakasi yang harus di seimbangkan dan diselaraskan agar
kebahagiaan dan kesejahteraan dapat tercapai dengan baik. Adapun bagian-bagian
dari Tri Hita Karana yaitu:
1) Prahyangan
yaitu hubungan manusia
dengan sang pencipta, agar hubungan manusia dengan Hyang Widhi (Parahyangan)
selalu harmaonis maka wujud nyata yang dapat dilakukan yaitu dengan minimal
sembahyang (Tri Sandya) tiga kali sehari serta selalu melakukan dan mengikuti
kegiatan-kegiatan Bhakti lainnya,
2) Pawongan
yaitu hubungan manusia
dengan sesama manusia, agar keharmonisan hubungan manusia dengan sesama manusia
(Pawongan) selalu terwujud maka diperlukan sikap yang saling harga-menghargai
dan sikap saling hormat-menghormati atau yang biasa kita sebut dengan istilah
toleransi antar sesama dengan demikian, keharmonisan itu akan dapat tercapai
3) Palemahan
yaitu hubungan manusia
dengan lingkungan atau alam, agar keharmonisan hubungan manusia dengan alam
(Palemahan) dapat terjaga maka kita sebagai manusia yang merupakan sentral dari
pelaksana ajaran Tri Hita Karana agar selalu dapat menjaga lingkungan kita,
agar tetap selalu bersih dan selalu melestarikannya tanpa hanya memanfaatkan
sumber daya alamnya saja.
Tri kaya parisudha
Tri Kaya Parisudha
berasal dari kata “Tri” yang berarti tiga, “Kaya” berarti perilaku atau
perbuatan, dan “Parisudha” yang berarti baik, bersih, mulya, suci atau
disucikan. Jadi Tri Kaya Parisudha artinya tiga perilaku manusia berupa
pikiran, perkataan, dan perbuatan yang baik dan benar yang dilandaskan pada
ajaran Dharma. Tri Kaya Parisudha dapat juga diartikan sebagai tiga dasar
prilaku manusia yang harus disucikan, yaitu manacika, wacika, dan kayika.
Manacika berarti berfikir yang baik, wacika berarti berkata yang baik, dan
kayika berarti perbuatan yang baik. Adanya pikiran yang suci, bersih dan baik
akan mendasari perkataan yang baik, sehingga terwujudlah perbuatan yang baik
pula.
Tiga macam implementasi
pengendalian pikiran (manacika) dalam usaha untuk menyucikannya yaitu:
1. Tidak menginginkan
sesuatu yang tidak layak atau halal. Hal yang dimaksud adalah selalu berusaha
untuk mendapatkan segala sesuatu dengan cara yang baik dan benar.
2. Tidak berpikiran
negatif terhadap makhluk lain. Kita sering kali berfikir negatif berdasarkan
sesuatu yang baru saja kita lihat. Tentunya hal itu bukanlah jaminan, akan jauh
lebih baik dan bijak jika kita selalu mengutamakan pemikiran yang positif
dibandingkan dengan pikiran negatif.
3. Tidak mengingkari
hukum karma phala. Hukum karma adalah hukum yang mengikat seluruh makluk hidup
yang ada di dunia ini, hal yang paling gampang utnuk dibuktikan adalah ketika
kita menanam jambu maka jambulah yang akan kita panen dimasa depan, bukan jeruk
atau buah lainnya. Begitu pula dengan pebuatan kita, jika kita selalu berbuat
baik dan iklas tentu saja kebaikan dan kedamaian yang akan kita temui, dan
begitu pula sebaliknya.
Terdapat empat macam
perbuatan melalui perkataan (wacika) yang patut di kendalikan, yaitu:
1. Tidak suka mencaci
maki.
2. Tidak berkata-kata
kasar pada siapapun.
3. Tidak
menjelek-jelekan, apalagi memfitnah makhluk lain.
4. Tidak ingkar janji
atau berkata bohong.
Terdapat tiga macam
perbuatan fisik (kayika) yang harus dikendalikan yaitu:
1. Tidak menyakiti,
menyiksa, apalagi membunuh-bunuh makhluk lain.
2. Tidak berbuat curang,
sehingga berakibat merugikan siapa saja.
3. Tidak berjinah atau
yang serupa itu.
Didalam kehidupan sehari
hari, Wujud sembah bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi dengan cara mengamalkan
ajaran Tri Hita karana yang dilandaskan dengan sikap Tri Kaya Parisudha serta
ajaran Tat Twam Asi sangatlah menentukan tingkat kebahagiaan hidup seseorang. Jika
setiap Umat hindu mau dengan tulus iklas melaksanakannya, niscaya kedamaian,
kebahagiaan dan ketentraman akan selalu menyertai.
Pada intinya, hal yang
datang kepada kita atau hal yang kita dapatkan, baik itu hal yang mulia maupun
hal yang buruk tergantung dari diri kita sendiri. jika kita ingin mendapatkan
hal yang baik, maka mulailah melakukan perbuatan kebaikan yang berlandaskan
Dharma. Semoga artikel ini bisa menjadi motivasi dan bimbingan buat kita semua.
“Om Shanti, Shanti,
Shanti Om”
Sumber:
Bangga menjadi HINDU